Thursday, April 11, 2013

Sebagian Kecil Ciri - Ciri Masyarakat Terpengaruh Islam



Nisaa Wahyu P
170510120016
Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia

CIRI – CIRI MASYARAKAT DI INDONESIA MENDAPAT PENGARUH ISLAM

Awalnya penyebaran agama Islam rata-rata dengan berdagang. Seperti contoh pedagang Arab dari Timur Tengah yang menyebarkan agama Islam pada abad ke-7 M, Pedagang India Muslim dan Persia sekitar abad ke-13 M.
Penyebaran tersebut memberikan pengaruh pada masyarakat Indonesia, khususnya yang saat ini sebagian besar penduduknya sudah memeluk agama Islam. Salah duanya adalah suku Bawean di Pulau Bawean, Jawa Timur dan suku Aceh di Daerah Sumatra.
Text Box: Gambar Maulana Umar Mas’udBawean merupakan nama Pulau yang ada di daerah Utara Surabaya di tengah Laut Jawa. Penduduk suku Bawean saat ini mayoritas beragama Islam. Sejarahnya, masyarakat Suku Bawean dahulu menganut paham animisme (penyembah roh dan kekuatan gaib). Mulailah pada awal abad ke-16, agama Islam masuk ke Bawean yang dibawa oleh Maulana Umar Mas’ud. Dengan masuknya agama Islam di Pulau Bawean kebiasaan – kebiasaan animisme pun mulai dihilangkan. Seperti contohnya pada cerita di suku Bawean tentang adu kesaktian antara Maulana Umar Mas’od dengan Raja Babileneo yang sakti mandraguna. Sebelum adu kesaktian tersebut, mayarakat Bawean mengenal Raja Babileono sebagai penyihir yang gemar memelihara babi dan mempunyai ternak babi yang jumlahnya lumayan banyak oleh karena itu disebut Raja babi, dan masyarakat Bawean menganggap memelihara babi dan memakannya adalah hal yang biasa. Setelah kemenangan Maulana Imar Mas’od perlahan masyarakat Bawean mulai menganut agama Islam satu  persatu, hingga sekarang hampir mencapai 100% penduduk yang menganut agama Islam.
Dalam masyarakat Bawean, pengaruh Islam bercirikan tentang penyebarannya dengan damai. Pangeran Prigi atau Maulana Umar Mas’od merupakan cucu dari Sunan Derajat. Maulana datang ke Bawean dengan damai dan bergaul dengan masyarakat setempat yang akhirnya dia mendapatkan kepercayaan seperti layaknya bagian dari masyarakat Bawean dan tidak dianggap orang asing.
Setelah mengenalkan agama Islam, Maulana mulai memperkenalkan ajaran – ajaran agama Islam. Saat ini sudah banyak yang dilakukan oleh orang Bawean, yakni ajaran sholat dan tradisi agama islam yang lain. Ajaran tersebut berkembang baik di daerah Bawean terbukti dengan berdirinya lima bangunan masjid dan kesukaan orang Bawean merantau ke negeri seberang untuk mempelajari Al-Quran dan Hadist Nabi, menjalankan ibadah haji dan nantinya menjadi kyai di Bawean. Mereka juga merayakan Hari Besar Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Isra’ Miraj, dan lain – lain. Dari aspek peribadatan masyarakat Bawean juga ikut merayakan Hari Besar Islam dan juga menurut penduduk setempat tingkatan terhormat dalam lingkungan adalah menjadi kyai.
Suku yang lain yang juga mendapatkan pengaruh Islam yang kental adalah suku Aceh di daerah Sumatra. Suku Aceh awalnya menganut paham animisme dan juga mendapatkan pengaruh agama Budha, namun seiring berkembangnya waktu Agama Islam justru lebih menyebar dan mengental di masyarakat Aceh dengan dibawa oleh pedagang asal Arab dan Persia. Seperti contoh pengaruh Islam dalamtulisan. Masyarakat Aceh mengenal tulisan baru setelah Islam datang di Aceh dengan menyebarkan tulisan Arab Melayu seperti yang banyak dijumpai di batu nisan raja Pasai. Selain pada tulisan, penyebaran islam juga bisa terlihat dari bentuk rumah adat Aceh “Rumoh Aceh” yang bentuknya memanjang dari timur ke barat dengan pintu tangga menghadap ke utara dan selatan yang didalamnya terdapat ukiran ayat Qur-an. Tatanan rumah seperti itu disinyalir karena adanya pengaruh Islam untuk memudahkan menentukan arah kiblat. Pengaruh Islam dalam pendidikan di Aceh terlhat dengan diberikannya ilmu awal mengenai ajaran Islam. Masyarakat Aceh lebih senang menyekolahkan anak-anak mereka ke “meunasah” atau madrasah terlebih dahulu untuk memahami ajaran Islam dasar, baru setelah itu menyekolahkan di pendidikan umum.


Gambar Rumah Adat Aceh ; Rumoh Aceh
 
 



KESIMPULAN
Penyebaran agama Islam dilihat dari dua suku diatas mempunyai ciri, yaitu penyebaran agama islam dilakukan secara damai, baik pada suku Bawean yang dilakukan oleh cucu dari Sunan Derajat maupun suku Ace yang dilakukan oleh pedagang Arab dan Persia.
Ciri yang kedua adalah mulai melakukan ajaran-ajaran agama Islam seperti melakukan sholat, mengenali Al-Quran dan juga melaksanakan hari besar Islam, seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan lain-lain.
Ciri berikutnya adalah pada tulisan dan juga bentuk rumah pada suku Aceh. Tulisan dan bentuk rumah hasil penyebaran agama Islam mempermudah Masyarakat Aceh dalam berkomunikasi maupun menentukan arah kiblat untuk beribadah.




DAFTAR PUSTAKA

·         Koentjaraningrat.1999.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.Jakarta : Djambatan.
·         Zoeminto.2013. Peperangan Perigi Melawan Raja dalam http://suaratuhan.blogspot.com/2013/01/peperangan-pangeran-perigi-melawan-raja.html, diakses pada tanggal 10 April 2013.
·         Deutro Malayan. Suku Bawean dalam http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-bawean.html diakses pada tanggal 10 April 2013.
·         Bala Angen.2012. Unsur Islam dalam Seni dan Budaya Aceh dalam http://baleangen.wordpress.com/2012/11/26/unsur-islam-dalam-seni-dan-budaya-aceh/ diakses pada tanggal 10 April 2013.

No comments:

Post a Comment