Laporan Hasil Diskusi
Pendidikan Kewarganegaraan
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
Disusun oleh :
TINA AGUSTIANA 170510120001
SRI MEGA RATNASARI 170510120011
NISAA WAHYU 170510120016
NURHANIFAH 170510120019
NAOMI LAVIRSTA JULYAN 170510120027
TARI PURWANTI 170510120038
EKA SRI SUSILOWATI 170510120047
PROGRAM STUDI S.1 ANTROPOLOGI
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Maret 2013
PEMBAHASAN
Isi dari buku Kewarganegaraan
pada bab 1 menjelaskan mengapa
kewarganegaraan itu perlu bagi lingkungan mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan
menjadi pedoman bagi mahasiswa supaya teratur sebagai mahasiswa dan menjadi
mahasiswa yang kompeten dalam pengetahuan, anggun dalam bermoral, dan mampu mengabdi
kepada masyarakat sebagai refleksi dari tridarma perguruan tinggi berdasakan
aturan universitas yang bernama Statuta.
Etika akademik mahasiswa
berfungsi membimbing dan mengendalikan setiap tindakan dan perilaku
mahasiswa dalam mencapai akhir belajar di perguruan tinggi yang meliputi baik
pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan maupun keterampilan dan sikap ilmiah.
Nasionalisme apalagi dari
jiwa-jiwa generasi muda merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dan amat
penting bagi bangsa untuk tetap bertahan. Terdapat tiga hal penting yang
menjadi ciri khas nasionalisme para pendiri bangsa, yaitu rasa sukarela dan
tulus, orientasi nilai, dan nasionalisme yang dewasa. Dan seharusnya saat ini
pun rasa nasionalisme dengan ketiga ciri tersebut bisa diterapkan dengan baik
oleh para generasi muda dalam memupuk rasa nasionalisme mereka.Namun, yang kini
terlihat adalah bahwa nasionalisme generasi muda malah semakin berkurang
apalagi dengan adanya pemikiran yang anti nasionalisme. Hal ini sangat disayangkan
karena sesungguhnya yang akan menjadi tonggak bangsa adalah generasi muda
tersebut.
Agar pendidikan
kewarganegaraan yang merupakan pendidikan yang sangat penting bagi terpupuknya
rasa nasionalisme terhadap bangsa, pendidikan kewarganegaraan harus bersifat
fleksibel, dinamis, aktual dan mengutamakan metode berdialog saat pembelajaran
dari pada metode ceramah yang hanya bersifat satu arah.
Fleksibel artinya dalam
materi atau pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang ada namun tidak
hanya terpaku pada buku-buku pelajaran misalnya dengan cara mengambil contoh
dari study kasus yang benar-benar sedang terjadi dan yang sedang hangat
diperbincangkan juga terkini ( aktual ) sehingga lebih menarik untuk dipelajari
dan difahami. Selain itu juga harus bersifat dinamis dimana pembelajarannya
tidak hanya mengandalkan materi yang sama dan monoton karena hal itu hanya akan
membuat mahasiswa merasa bosan. Metode
yang dipakai juga akan sangat mempengaruhi pembelajaran. Materi akan lebih
cepat tersampaikan apabila mahasiswa juga dilibatkan dalam proses penyampaian
materinya. Oleh karena itu metode dialog akan lebih mendukung. Selain itu juga
bisa menumbuhkan pemikiran kritis dan dinamis mahasiswa.
Hasil diskusi
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah caranya supaya
mahasiswa tidak menjadi seseorang yang duniawi?
2. Bagaimanakah caranya supaya
mahasiswa tidak menjadi antinasionalisme ? ( Shinta Meygitasari)
3. Identitas yang dimaksud itu
seperti apa? Dan bagaimanakah identitas yang ideal bagi seorang mahasiswa? (
Yogi Nur Adha )
1. Salah satu caranya adalah
dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dengan sebaik dan sebenar mungkin. Tentunya
hal ini tidak mudah, maka sebaiknya mahasiswa mulai membuka mata dan melihat
sekelilingnya, dimana masih sangat banyak orang-orang yang tidak bisa menjadi
mahasiswa karena masalah biaya dan kemampuan, di sisi lain juga banyak banjir
sarjana. Kemudian mulailah mengkritisi banyak hal dan bertindak, maka kita
tidak akan bergantung pada kehidupan duniawi dan hedonisme yang konsumtif, tapi
lebih berjiwa positif.
2. Yaitu dengan cintailah
negaramu, dapat berarti produk-produknya, juga rakyatnya. Penyakit utama
mahasiswa kami rasa adalah rasa pesimistik terhadap negara sendiri dan tak
melakukan apapun. Hanya dapat menghujat, padahal kita sendiri belum mengenali
negeri sendiri. Maka kita harus memahaminya terlebih dahulu, lambat laun kita
akan mencintainya dan akan bergerak demi kemajuan negara. Mencintai lingkungan
juga termasuk kedalam cinta negara. Karena dengan merawat lingkungan berarti
kita telah berkontribusi secara langsung untuk aset di masa depan.
3. Jika dibandingkan zaman sekarang
(pasca-1998) belum terlalu terlihat hal-hal yang membanggakan dilakukan oleh
mahasiswa. Timbul kesan bahwa mahasiswa sekarang manja dan bahkan media massa memperlihatkan tawuran
mahasiswa dan demonstrasi-demokrasi dangkal tanpa pemikiran kritis. Identitas
yang dimaksud disini adalah penggambaran ‘mahasiswa ideal’ oleh masyarakat. Penggambaran
identitas mahasiswa di masa lalu adalah sosok-sosok pemuda yang mencari ilmu
dan menciptakan perubahan.Identitas yang ideal adalah bertingkah laku sesuai
dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD’45, serta bagi mahasiswa khususnya
yaitu mengabdikan Tri Dharma Perrguruan Tinggi.
Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan saat
kuliah sangat penting untuk pengembangan etika akademik dan jiwa nasionalisme.
Etika akademik sendiri untuk pengendalian perilaku dalam pencapaian dan
penguasaan ilmu pengetahuan. Sedangkan nasionalisme adalah cara bangsa untuk
tetap bertahan, namun sangat disayangkan saat ini banyak sekali yang tidak
mempedulikan nasionalisme tersebut. Untuk itulah pengembangan kewarganeraan
penting dengan pembelajaran yang bersifat fleksibel, dinamis, aktual dan dengan metode berdialog saat pembelajaran.
Rasa nasionalisme pada golongan
mahasiswa, apabila pembelajaran kewarganegaraan berhasil akan membuat mahasiswa
mendukung gerakan untuk mencintai produk dalam negeridan saling membantu antar sesama.
No comments:
Post a Comment