Tuesday, April 2, 2013

Kewarganegaraan



Laporan Hasil Diskusi
Pendidikan Kewarganegaraan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan

 
Disusun oleh :
TINA AGUSTIANA                                                        170510120001
     SRI MEGA RATNASARI                                         170510120011
NISAA WAHYU                                                             170510120016
NURHANIFAH                                                              170510120019
NAOMI LAVIRSTA JULYAN                                          170510120027
TARI PURWANTI                                                          170510120038
EKA SRI SUSILOWATI                                                   170510120047

PROGRAM STUDI S.1 ANTROPOLOGI
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Maret 2013



PEMBAHASAN
Isi dari buku Kewarganegaraan pada bab 1  menjelaskan mengapa kewarganegaraan itu perlu bagi lingkungan mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi pedoman bagi mahasiswa supaya teratur sebagai mahasiswa dan menjadi mahasiswa yang kompeten dalam pengetahuan, anggun dalam bermoral, dan mampu mengabdi kepada masyarakat sebagai refleksi dari tridarma perguruan tinggi berdasakan aturan universitas yang bernama Statuta.
Etika akademik mahasiswa berfungsi membimbing dan mengendalikan setiap tindakan dan perilaku mahasiswa dalam mencapai akhir belajar di perguruan tinggi yang meliputi baik pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan maupun keterampilan dan sikap ilmiah.
Nasionalisme apalagi dari jiwa-jiwa generasi muda merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dan amat penting bagi bangsa untuk tetap bertahan. Terdapat tiga hal penting yang menjadi ciri khas nasionalisme para pendiri bangsa, yaitu rasa sukarela dan tulus, orientasi nilai, dan nasionalisme yang dewasa. Dan seharusnya saat ini pun rasa nasionalisme dengan ketiga ciri tersebut bisa diterapkan dengan baik oleh para generasi muda dalam memupuk rasa nasionalisme mereka.Namun, yang kini terlihat adalah bahwa nasionalisme generasi muda malah semakin berkurang apalagi dengan adanya pemikiran yang anti nasionalisme. Hal ini sangat disayangkan karena sesungguhnya yang akan menjadi tonggak bangsa adalah generasi muda tersebut.
Agar pendidikan kewarganegaraan yang merupakan pendidikan yang sangat penting bagi terpupuknya rasa nasionalisme terhadap bangsa, pendidikan kewarganegaraan harus bersifat fleksibel, dinamis, aktual dan mengutamakan metode berdialog saat pembelajaran dari pada metode ceramah yang hanya bersifat satu arah.
Fleksibel artinya dalam materi atau pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang ada namun tidak hanya terpaku pada buku-buku pelajaran misalnya dengan cara mengambil contoh dari study kasus yang benar-benar sedang terjadi dan yang sedang hangat diperbincangkan juga terkini ( aktual ) sehingga lebih menarik untuk dipelajari dan difahami. Selain itu juga harus bersifat dinamis dimana pembelajarannya tidak hanya mengandalkan materi yang sama dan monoton karena hal itu hanya akan membuat mahasiswa merasa bosan.  Metode yang dipakai juga akan sangat mempengaruhi pembelajaran. Materi akan lebih cepat tersampaikan apabila mahasiswa juga dilibatkan dalam proses penyampaian materinya. Oleh karena itu metode dialog akan lebih mendukung. Selain itu juga bisa menumbuhkan pemikiran kritis dan dinamis mahasiswa.

Hasil diskusi
Pertanyaan :
1.      Bagaimanakah caranya supaya mahasiswa tidak menjadi seseorang yang duniawi?
2.      Bagaimanakah caranya supaya mahasiswa tidak menjadi antinasionalisme ? ( Shinta Meygitasari)
3.      Identitas yang dimaksud itu seperti apa? Dan bagaimanakah identitas yang ideal bagi seorang mahasiswa? ( Yogi Nur Adha )




Jawaban:

1.      Salah satu caranya adalah dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dengan sebaik dan sebenar mungkin. Tentunya hal ini tidak mudah, maka sebaiknya mahasiswa mulai membuka mata dan melihat sekelilingnya, dimana masih sangat banyak orang-orang yang tidak bisa menjadi mahasiswa karena masalah biaya dan kemampuan, di sisi lain juga banyak banjir sarjana. Kemudian mulailah mengkritisi banyak hal dan bertindak, maka kita tidak akan bergantung pada kehidupan duniawi dan hedonisme yang konsumtif, tapi lebih berjiwa positif.

2.      Yaitu dengan cintailah negaramu, dapat berarti produk-produknya, juga rakyatnya. Penyakit utama mahasiswa kami rasa adalah rasa pesimistik terhadap negara sendiri dan tak melakukan apapun. Hanya dapat menghujat, padahal kita sendiri belum mengenali negeri sendiri. Maka kita harus memahaminya terlebih dahulu, lambat laun kita akan mencintainya dan akan bergerak demi kemajuan negara. Mencintai lingkungan juga termasuk kedalam cinta negara. Karena dengan merawat lingkungan berarti kita telah berkontribusi secara langsung untuk aset di masa depan.

3.      Jika dibandingkan zaman sekarang (pasca-1998) belum terlalu terlihat hal-hal yang membanggakan dilakukan oleh mahasiswa. Timbul kesan bahwa mahasiswa sekarang manja dan  bahkan media massa memperlihatkan tawuran mahasiswa dan demonstrasi-demokrasi dangkal tanpa pemikiran kritis. Identitas yang dimaksud disini adalah penggambaran ‘mahasiswa ideal’ oleh masyarakat. Penggambaran identitas mahasiswa di masa lalu adalah sosok-sosok pemuda yang mencari ilmu dan menciptakan perubahan.Identitas yang ideal adalah bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD’45, serta bagi mahasiswa khususnya yaitu mengabdikan Tri Dharma Perrguruan Tinggi.

Kesimpulan
            Pendidikan kewarganegaraan saat kuliah sangat penting untuk pengembangan etika akademik dan jiwa nasionalisme. Etika akademik sendiri untuk pengendalian perilaku dalam pencapaian dan penguasaan ilmu pengetahuan. Sedangkan nasionalisme adalah cara bangsa untuk tetap bertahan, namun sangat disayangkan saat ini banyak sekali yang tidak mempedulikan nasionalisme tersebut. Untuk itulah pengembangan kewarganeraan penting dengan pembelajaran yang bersifat fleksibel, dinamis, aktual dan dengan  metode berdialog saat pembelajaran.
Rasa nasionalisme pada golongan mahasiswa, apabila pembelajaran kewarganegaraan berhasil akan membuat mahasiswa mendukung gerakan untuk mencintai produk dalam negeridan saling membantu antar sesama.

No comments:

Post a Comment